1. Apa Itu Ebola?
Penyakit virus Ebola (EVD) adalah, penyakit hemoragik yang berakibat fatal dan pertama kali muncul pada tahun 1976 dalam dua wabah simultan. Satu wabah berada di Sudan dan lainnya berada di Republik Demokratik Kongo, di sebuah desa di dekat Sungai Ebola, asal nama penyakit ini.
Wabah Ebola di Afrika Barat berawal di sebuah desa kecil Guinea pada Maret 2014. Ini menjadi wabah terbesar dan paling kompleks sejak penyakit ini ditemukan. Menurut Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), Ebola membunuh sekitar 50 persen orang yang terinfeksi. Tingkat kematiannya sendiri pada masa lalu mencapai 90 persen.
2. Bagaimana Penyebaran Virus Ebola?
Manusia bukan pembawa alami dari virus Ebola. Menurut Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (CDC), penyakit ini bisa menjangkit populasi manusia melalui kontak dekat dengan darah, organ atau cairan tubuh dari hewan yang terinfeksi seperti simpanse, gorila, kalong, monyet, kijang hutan dan landak. Penyakit ini ditularkan dari manusia ke manusia melalui kontak langsung dengan darah, air liur, lendir atau cairan tubuh lainnya dari orang yang terinfeksi. Bisa pula dari kontak dengan permukaan dan bahan terkontaminasi.
Para petugas medis di negara-negara yang terjangkit wabah Ebola, berisiko untuk tertular dan menyebarkan penyakit ini karena infrastruktur perawatan kesehatan tidak menyediakan tindakan pencegahan yang harus diambil. Selain itu, menurut WHO,upacara pemakaman di negara-negara ini merupakan cara lain virus dapat menyebar karena teman-teman dan keluarga melakukan kontak dengan korban.
3. Apa Gejalanya?
Gejala infeksi virus Ebola bisa berlangsung 2-21 hari. Gejala ditandai dengan demam mendadak, kelelahan, nyeri otot, sakit kepala dan sakit tenggorokan. Manusia tidak dianggap tertular sampai timbul adanya gejala. Selama penyakit menjangkit tubuh manusia, pasien mungkin mengalami muntah, diare, gangguan fungsi ginjal dan hati, dan dalam beberapa kasus, CDC mengatakan, terjadi perdarahan internal dan eksternal.
4. Bagaimana Ebola Terdiagnosis?
Deteksi dini virus Ebola pada orang yang hanya terinfeksi selama beberapa hari bisa rumit karena gejala seperti demam, kelelahan dan nyeri otot juga dapat menjadi indikasi penyakit lainnya seperti malaria, demam tifoid dan meningitis. Namun, jika seseorang menunjukkan gejala awal penyakit ini dan pernah memiliki kontak dengan pasien Ebola, permukaan yang terkontaminasi atau hewan yang terinfeksi, dia harus segera diisolasi segera. Tes darah dapat membuktikan penyakit ini.
5. Bagaimana Perawatan Atas Penyakit Ini?
Saat ini tidak ada obat untuk Ebola. Tetapi beberapa percobaan untuk perawatan termasuk produk darah yang terbuat dari korban Ebola, terapi kekebalan tubuh dan obat lain sedang dievaluasi. Pasien menerima perawatan suportif untuk gejala dan diberi cairan infus untuk mencegah dehidrasi berat. Meskipun tidak ada vaksin yang disetujui untuk virus ini, ada dua obat yang sedang menjalani pengujian keselamatan manusia, demikian menurut CDC.
6. Bagaimana Mencegah Penyakit Ini?
Pencegahan Ebola terutama terfokus untuk menghindari kontak dengan orang atau hewan yang terinfeksi, tinggal jauh dari daerah wabah, mencuci tangan Anda sesering mungkin dan tidak mengurus korban yang telah meninggal meninggal akibat penyakit ini. Jika Anda seorang petugas kesehatan, harus mengikuti protokol pengendalian infeksi. Yakni dengan mengenakan pakaian pelindung, sarung tangan dan masker, menjaga pasien yang terinfeksi dalam isolasi. Terakhir, pastikan untuk membuang danatau benar-benar mensterilkan peralatan medis.
5. Bagaimana Perawatan Atas Penyakit Ini?
Saat ini tidak ada obat untuk Ebola. Tetapi beberapa percobaan untuk perawatan termasuk produk darah yang terbuat dari korban Ebola, terapi kekebalan tubuh dan obat lain sedang dievaluasi. Pasien menerima perawatan suportif untuk gejala dan diberi cairan infus untuk mencegah dehidrasi berat. Meskipun tidak ada vaksin yang disetujui untuk virus ini, ada dua obat yang sedang menjalani pengujian keselamatan manusia, demikian menurut CDC.
6. Bagaimana Mencegah Penyakit Ini?
Pencegahan Ebola terutama terfokus untuk menghindari kontak dengan orang atau hewan yang terinfeksi, tinggal jauh dari daerah wabah, mencuci tangan Anda sesering mungkin dan tidak mengurus korban yang telah meninggal meninggal akibat penyakit ini. Jika Anda seorang petugas kesehatan, harus mengikuti protokol pengendalian infeksi. Yakni dengan mengenakan pakaian pelindung, sarung tangan dan masker, menjaga pasien yang terinfeksi dalam isolasi. Terakhir, pastikan untuk membuang danatau benar-benar mensterilkan peralatan medis.